Saturday, March 14, 2015

Tugas Keterampilan

Ikan hias air tawar

Ikan hias air tawar adalah jenis ikan hias yang habitatnya di air tawar.Pemeliharaan ikan hias air tawar biasanya di akuarium atau di kolam tergantung pada tujuan pemeliharaan. Ikan yang dipelihara untuk kesenangan, biasanya ditempatkan di akuarium sedangkan ikan yang dipelihara dengan tujuan mendapat keuntungan dari hasil budidaya biasanya ditempatkan di kolam. Jenis ikan yang dipelihara untuk kesenangan biasanya tergantung selera pemilik, namun ikan yang dipelihara untuk bisnis biasanya tergantung pada selera pasar dan harga Salah satu pakan alami bagi ikan hias air tawar yang masih kecil adalah rotifera, yaitu organisme yang mudah ditemui di daerah perairan payau, tawar, maupun laut yang dalam keadaan normal berkembang biak secara partogenesis atau bertelur tanpa kawin.

Jenis ikan hias air tawar yang populer

  • Oskar. Ikan oskar (Astronotus ocellatus) memiliki ukuran dan gerakan yang mirip dengan ikan nila. Ikan ini memiliki warna dasar hitam dengan warna batik oranye yang menonjol Ada pula yang albino/putih pucat dengan garis totol-totol oranye ataupun berwarna albino polos.
  • Arwana. Ikan arwana (Sclerophages formous) memiliki banyak nama, seperti ikan naga, ikan payang, siluk, silok, kalikasa, kalasa dan khayangan.Ikan ini masih termasuk dalam golongan ikan purba, yang dapat dilihat dari ukuran telurnya yang sebesar telur burung puyuh (jauh lebih besar dibanding telur-telur ikan pada umumnya).Ikan ini bertubuh besar dengan sisik yang mengkilat.
  • Maskoki. Ikan koki/maskoki (Carassius auratus) adalah jenis ikan air tawar yang hidup di perairan dangkal dengan aliran air yang tenang dan berudara sejuk. Ikan maskoki memiliki mata yang besar dan agak menonjol keluar, warna sisik bervariasi dari putih, metalik, merah, kuning, merah kekuningan, hijau, hitam atau gabungan dari warna-warna tersebut. Warna-warna pada tubuh ikan maskoki ditentukan oleh kandungan pigmennya.
  • Cupang. Ikan cupang (Beta splendens) memiliki bentuk badan yang memanjang dengan warna yang beraneka ragam yaitu coklat, hijau, merah, biru, kuning, abu-abu dan putih Sirip ikan ini panjang menjuntai hingga terlihat seperti seluruh tubuh ikan tertutupi sirip yang berwarna-warni Tubuh cupang betina rata-rata lebih kecil dibandingkan dengan ikan cupang jantan.
  • Diskus. Ikan diskus (Symphysodon aequifasciata) berbentuk bulat pipih seperti piring yang telungkup.
  • Koi. Ikan koi masih memiliki hubungan kerabat dengan ikan mas dan ikan maskoki. Tubuh ikan ini bulat memanjang menyerupai torpedo. Ikan koi umumnya berwarna hitam, putih, merah, kuning, perak dan keemasan. Ikan ini tidak memiliki kemampuan menyimpan kelebihan makanan dalam bentuk lemak, maka pemelihara ikan koi harus memberi makan sedikit-sedikit namun sering.

Beberapa jenis Cupang Hias. 

1. Cupang brunay

Cupang brunay

Cupang brunay (Betta macrostoma) berasal dari Kalimantan. Warna tubuh cupang ini kemerahan dengan kombinasi biru atau hijau. Sementara siripnya berwarna hijau tua dengan hiasan guratan merah dan hijau muda di bagian tepinya. Komposisi warna yang begitu indah tersebut membuat cupang dengan panjang tubuh maksimal 12 cm ini layak dijuluki sebagai “brunei beauty”.


 2. Cupang emas
Cupang emas

Cupang emas (Betta unimaculata) berasal dari wilayah Asia Tenggara. Di Indonesia, cupang bersirip panjang ini dapat ditemui pada sungai-sungai kecil di daerah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Warna tubuh dan sirip cupang emas yaitu kuning kemilau kehijauan. Oleh sebab itu, wajar jika cupang dengan panjang tubuh maksimal 12 cm ini juga dinamakan “golden beta”. 

3. Cupang sarawak
Cupang sarawak
Cupang sarawak

Cupang sarawak (Betta akarensis) berasal dari Kalimantan dan beberapa negara di Asia Tenggara lainnya. Warna tubuh cupang sarawak kelabu kehijauan. Sementara siripnya yang panjang berwarna hijau muda transparan. Panjang tubuh maksimal cupang sarawak yaitu 7 cm.
4. Cupang paradise
Cupang paradise
Cupang paradise

Cupang paradise (Macropodus opercularis) banyak dijumpai di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Warna tubuh cupang paradise hijau muda dengan hiasan garis-garis vertikal berwarna hijau tua, sedangkan siripnya yang panjang berwarna hijau berkilau. Sirip ekornya yang lebar memanjang di bagian atas dan bawah sehingga sirip ekornya terlihat bercabang. Panjang tubuh maksimal cupang Paradise yaitu 8 cm.
5. Cupang surga
Cupang surga
Cupang surga

Cupang surga (Macropodus concolor) dapat dijumpai di Jawa, Sumatera, dan negara Asia Tenggara lainnya. Warna tubuh cupang ini kuning kecokelatan, sedangkan siripnya yang panjang berwarna kuning trasparan. Sirip ekor cupang surga berwarna merah kemilau dan bentuknya mirip cupang paradise. Di Jawa, cupang surga juga disebut cupang paradise. Panjang tubuh cupang surga mencapai 12 cm.
6. Cupang sawah
Cupang sawah
Cupang sawah

Cupang sawah (Trichopsis schalleri) dapat dijumpai dengan mudah pada persawahan di daerah Jawa dan Sumatera serta sungai-sungai kecil di Kalimantan. Warna tubuh cupang ini kekuningan dan seluruh siripnya yang panjang berwarna merah transparan. Sepintas, penampilan cupang sawah lebih mirip ikan sepat dibandingkan ikan cupang. Namun, justru ikan inilah yang pertama kali mendapat julukan sebagai ikan cupang. Panjang tubuh cupang sawah hanya 6 cm.
—Cupang Hias Kontes—
Sesuai dengan namanya, cupang hias yang bernama latin Betta splendens ini diikutkan pada setiap kontes. Pada dasarnya, cupang hias ini merupakan hasil persilangan beberapa spesies cupang alam. Anak cupang hasil persilangan tersebut disilangkan kembali sehingga didapatkan strain-strain cupang dengan warna tubuh bervariasi serta bentuk sirip yang menawan.
Oleh sebab digunakan untuk kontes, terdapat beberapa kategori cupang hias yang dikelompokkan berdasarkan tipe siripnya. Berikut beberapa jenis ikan cupang hias yang popular di kalangan peternak dan penggemar cupang hias.
1. Comb tail (sisir; serit tunggal)
Comb tail
Comb tail

Comb tail atau cupang sisir merupakan sebutan untuk cupang yang memiliki sirip berbentuk sisir. Cupang ini pun biasa disebut dengan julukan cupang serit. Cupang sisir mempunyai serit yang sangat kecil di ujung ray (sungut) sehingga terlihat bergerigi dan disebut juga dengan serit tunggal.
Oleh International Betta Congress (IBC), comb tail disebut juga sebagai fringe finned betta. Hanya saja, IBC tidak memasukkan comb tail sebagai bagian dari crown tail yang digunakan untuk menyebutkan cupang berserit dua atau lebih. Cupang serit tunggal tetap disebut comb tail meskipun siripnya panjang dengan tambahan nama extended di belakangnya. Cupang serit dikatakan crown tail jika memiliki 2 tulang serit yang memanjang.
2. Crown tail (serit ganda)
Crown tail
Crown tail

Crown tail merupakan cupang hias silangan asli Indonesia. Bentuk sirip cupang ini sangat khas, yaitu tulangnya ekornya terlihat panjang dan kuat. Sekilas, sirip tipe ini terlihat seperti layar yang sobek.
Awal pertama kemunculan cupang serit terjadi pada tahun 1998 dan menjadi booming pada tahun 2000. Di awal kemunculannya, banyak pihak yang skeptis karena tipe tersebut relatif baru dan dianggap sebagai penyimpangan semata. Oleh sebab itu, cupang serit dijadikan sebagai “warga kelas dua” dalam dunia kontes cupang. Seiring berjalannya waktu, banyak peternak yang tergila-gila untuk memperbanyak cupang serit. Akhirnya, keberadaan cupang serit pun diakui oleh International Betta Congress (IBC).
Seekor cupang dikatakan termasuk dalam jenis crown tail jika memiliki dua atau lebih tulang serit. Dewasa ini, perkembangan cupang serit sudah semakin jauh. Hal tersebut terlihat dari jumlah tulang serit yang tidak hanya dua, tetapi empat (double-double ray) dan delapan.
Tidak hanya berdasarkan jumlah tulang serit, perbedaan juga ditunjukkan dengan adanya selaput di antara tulang serit. Oleh sebab itu, crown tail dibagi menjadi dua, yaitu tipe balon dan tipe balok. Tipe balon ditunjukkan dengan adanya selaput lebar di antara tulang serit. Ada atau tidaknya selaput ini baru dapat diketahui ketika cupang telah dewasa. Sementara tipe balok dicirikan dengan tulang serit kasar yang tidak memiliki selaput.
Dunia crown tail semakin semarak dengan hadirnya cupang dengan serit menyilang yang mendapat julukan king crown tail. Berbeda dengan cupang serit lainnya, king crown tail memiliki pasangan tulang serit yang menyilang sehingga ujung tulang serit bertemu dengan ujung tulang pasangan serit lainnya. Dengan begitu, tak berlebihan jika cupang ini mendapat julukan sebagai rajanya cupang berekor mahkota. Namun, munculnya king crown tail baru diduga sebagai kelainan genetik semata. Hal tersebut terbukti dari king crown tail yang diternakkan tidak menurunkan keturunan yang serupa. Oleh sebab kelangkaannya tersebut, cupang ini banyak dijadikan maskot oleh peternak dan penggemar cupang.
3. Halfmoon (separuh bulan)
Halfmoon
Halfmoon

Pada awalnya, halfmoon merupakan cupang hasil silangan peternak cupang di Amerika Serikat. Cupang yang dihasilkan ini memiliki sirip yang lebar dan bentuk sirip ekornya menyerupai setengah lingkaran, yaitu 180o. Selain bentuk siripnya yang indah, gerakan yang anggun dari halfmoon menjadi daya pikat tersendiri.
Selanjutnya, cupang tersebut dikembangbiakkan di Perancis. Seperti halnya cupang serit, masyarakat kontes cupang internasional IBC masih belum dapat mengakui kehadiran ikan cupang ini. Kebanyakan juri masih belum dapat memberikan kemenangan terhadap halfmoon, meskipun memiliki segudang keistimewaan. Halfmoon pun menjadi “warga kelas dua”.
Berbeda penerimaan IBC, berbeda pula penerimaan masyarakat secara individual. Sejak dipertontonkan pada konvensi konvensi IBC di Alabama, banyak peternak cupang yang menaruh perhatian besar. Hal ini ditunjukkan dengan menyebarnya halfmoon ke kawasan eropa lainnya, misalnya Switzerland. Selanjutnya, setelah berusaha keras membuat galur murni halfmoon, para peternak dari Amerika Serikat, Perancis, dan Swiss itu pun membentuk organisasi baru yang bernama International Betta Splendens Club untuk mewadahi kontes cupang halfmoon dari berbagai belahan dunia.
Hingga kini, halfmoon tersebar dengan baik ke Asia Tenggara sejak para peternak dari Thailand turun tangan dalam mengembangkannya. Di habitat tropis Thailand, ikan cupang ini pun berkembang pesat dan banyak diternakkan karena memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
4. Double tail (cagak)
Double tail
Double tail

Sebutan double tail (cagak) diberikan pada ikan yang memiliki sirip ekor sebanyak dua buah. Akibatnya, ikan ini seperti memiliki sirip ekor yang terbelah sehingga disebut juga dengan istilah “fin split”. Setiap sirip ekor (belahan) tersebut memiliki ukuran yang sama besar dan sama lebar. Diduga, cupang cagak merupakan mutan dari halfmoon yang memiliki satu sirip ekor (single tail).
Selain memiliki keistimewaan berupa sirip ekor yang terbelah, keistimewaan lain dari cupang ini yaitu memiliki pangkal sirip punggung dan sirip anal yang sama panjang. Cupang cagak yang baik tidak memiliki celah atau spasi di antara ketiga siripnya (anal, kaudal, dan dorsal). Jika mengembang sempurna, keseluruhan sirip tersebut akan membentuk satu kesatuan berupa lingkaran utuh yang simetris.
Pengembangan cupang cagak ini masih relatif jarang ditemukan. Hal tersebut disebabkan rendahnya tingkat keberhasilan menghasilkan cupang cagak yang sempurna. Oleh sebab itu, kelas double tail tidak selalu diselenggrakan oleh panitia kontes karena keterbatasan jumlah peserta.
5. Plakat (ekor pendek)
Plakat
Plakat

Berbeda dengan jenis-jenis sebelumnya, cupang plakat memiliki sirip ekor yang pendek. Asal-usul cupang ini berasal dari cupang alam dan cupang aduan. Namun, jenis ini sengaja dikembangkan khusus untuk kontes hias yang terfokus pada keindahan warna dan bentuk sisiknya. Nama plakat sendiri berasal dari bahasa Thai, yaitu “plakad”, yang digunakan untuk menyebut cupang aduan. Dalam dunia percupangan, nama plakat digunakan untuk membedakan cupang dengan ekor pendek yang digunakan untuk kontes dan cupang yang digunakan untuk aduan.
Dalam perkembangannya, cupang plakat pun di kawinkan dengan jenis cupang lain seperti halfmoon dan double tail. Hasilnya, diperoleh cupang plakat dengan bentuk sirip yang bervariasi. Perkawinan cupang plakat dan halfmoon menghasilkan cupang plakat dengan ekor pendek membundar (setengah lingkaran) dengan sokongan lebih banyak tulang ekor. Berbeda dengan cupang plakat biasa (tradisional) yang hanya disokong oleh dua tulang ekor. Adapun silangan plakat dengan double tail menghasilkan cupang plakat yang memiliki sirip punggung yang tinggi dan lebar.
Oleh sebab keindahannya, cupang plakat simetris hasil perkawinan antara plakat dan double tail dikelompokkan dalam kelas tersendiri oleh International Betta Congress (IBC). Dengan begitu, kelasnya berbeda dengan kelas plakat halfmoon dan plakat biasa.
Selain ketiga jenis plakat tersebut, terdapat satu kelas khusus yaitu kelas plakat raksasa. Pengembangan plakat raksasa ini dilakukan dengan melakukan perkawinan antara plakat dengan cupang alam yang panjang tubuhnya mencapai 10—12 cm. Pengembangan plakat raksasa juga disinyalir menggunakan hormon pertumbuhan yang dicampurkan dalam pakan.

 Jenis-Jenis Ikan Koi

Tancho

Tancho adalah sebutan untuk koi yang pada sekujur badannya tak terdapat warna merah, tetapi pada kepalanya terdapat warna merah. Pada katagori varietas sudah banyak disebutkan macamnya seperti Tancho-Kohaku, Ta
ncho-Sanke, dan Tancho-Showa.

 

 

Kinginrin

Yang dimaksud dengan Kinginrin tidak lain adalah koi yang mempunyai tanda-tanda perak di badannya. Beta-gin untuk sebutan koi yang hanya sebagian besar badannya diselimuti warna perak ini, sedangkan yang keseluruhan. badannya berwarna perak dinamakan Tama-gin atau Platinum Ginrin.
Kinginrin-Kohaku adalah Kohaku yang ada unsur warna peraknya. Jika perak ini terdapat pada warna putihnya dinamakan Ginrin, sedang yang tampak pada warna merah dinamakan Kinrin. Umumnya warna perak ini tampak pada punggung-nya.
Kinginrin-Sanke adalah Sanke yang ada peraknya. Dulu warna perak yang tampak ini tidak di-| sukai, karena akan menyebabkan warna merah dan hitam menjadi pudar. Kini Ginrin-Sanke dengan warna merah dan hitam yang cerah malahan diter-nakkan. Kinginrin-Showa adalah Showa yang mem-punyai unsur warna perak, sedangkan Kinginrin-Bekko adalah Bekko yang mempunyai unsur warna I perak.
Hikarimono-Kinginrin adalah Hikarimono yang mempunyai unsur warna perak yang relatif masih baru. Platinum-Ogon dan Yamabuki-Ogon yang ada unsur peraknya merupakan ikan yang benar-benar menawan.

Hikarimoyo-mono

Hikarimoyo-monp adalah keturunan dari perkawinan Ogon dengan koi lain (kecuali Utsuri), termasuk juga Hariwake. Yang masuk dalam daftar Hikarimoyo-mono adalah Hariwake, Yamabuki-Hariwake, Orange-Hariwake, Hariwake-Matsuba, Hariwake-Doitsu, Kikusui, dan Iain-lain.
Hariwake adalah koi yang mempunyai pola emas dan perak, dengan kepala jernih. Yamabuki-Hariwake adalah koi yang mempunyai pola emas murni dan platinum. Orange-Hariwake mempunyai warna emas-oranye dan platinum, sedangkan yang polanya seperti jarum cemara dinamakan Hariwake-Matsuba, dan yang keturunan koi jerman disebut Hariwake-Doitsu. Kikusui adalah sebutan untuk Yamabuki-Hariwake-Doitsu yang badannya seperti platinum dan mempunyai hiasan cantik pada sisi badannya. Hyakunenzakura adalah sebutan untuk Kikusui yang mempunyai hiasan berkilauan pada punggungnya.
Platinum-Kohaku (Kin-Fuji) adalah keturunan Kohaku dan Ogon. Koi ini mempunyai punggung yang putih berkilauan seperti platinum. Yamatoni-shiki diberikan untuk menyebut Hikarimono dari Taisho-Sanke yang berhasil dikembangkan oleh Seikichi Hoshino pada tahun 1965. Koi ini mempunyai badan yang mirip gumpalan platinum yang tampak indah sepanjang hari.
Hikarimono dari Shusui dinamakan Kinsui yang mempunyai warna merah, tetapi Jika tidak ada merahnya bernama Ginsui. Sho-Chiku-Bai adalah sebutan untuk keturunan Ogon dengan Ai-goromo yang mempunyai pola berbentuk kerucut berwarna biru. Kujaku-Ogon adalah koi yang berhasil diter-nakkan oleh Toshio Hirasawa pada tahun 1960, yang merupakan keturunan dari Goshiki dan Ogon. Yang masih keluarga koi jerman dinamakan Kujaku-Doitsu. Yang terakhir adalah Tora-Ogon yang merupakan keturunan dari Ki-Bekko. Koi emas dengan tanda-tanda hitam pada punggungnya disebut Tora-Ogon.

Ogon

Ogon adalah koi yang mempunyai badan berwarna emas (golden). Ogon merupakan koi yang di-temukan oleh Sawati dan anak laki-lakinya pada tahun 1946. Pada awalnya, mereka menemukan koiyang garis punggungnya berwarna kuning, yang kemudian dipakainya sebagai induk. la memilih koi yang terbaik, dan setelah empat atau lima generasi kemudian, didapatnyalah koi berkepala emas, dan “berkepala perak, serta koi berwarna kuning. Dengan rnengawinkannya bersama betina Shiro-Fuji, akhir-nya koi bersisik emas dihasilkannya.
Ciri-ciri Ogon adalah sebagai berikut:
– Kepalanya selalu berwarna keemasan cerah.
– Sisiknya dihiasi dengan warna keemasan. Koi yang mempunyai sisik lebar pada daerah perut-nya, termasuk jenis yang dicari.
– Sirip dadanya hams berkilauan.
– Bentuknya bagus.
– Warna koi yang bagus tidak berubah menjadi gelap, meskipun suhunya naik.
Nezu-Ogon adalah panggilan untuk koi yang berwarna perak, sedangkan Platinum-Ogon adalah sebutan untuk koi hasil ternakan Tadao Yoshioka (1963) yang merupakan peranakan dari Kigof dan Nezu-Ogon. Sesuai namanya, koi ini mempunyai badan yang berkilauan seperti platinum.
Yamabuki-Ogon adalah sebutan untuk koi yang mempunyai badan berkilauan seperti emas murni. Koi ini merupakan hasil perkawinan Kigoi dan Ogon yang dilakukan Masaoka pada tahun 1957. Orange-Ogon adalah Orange-Hikarimono yang muncul per-tama kali pada tahun 1956.
Koi yang mempunyai kepala yang jernih dan sisiknya berkilauan dan warnanya merah disebut Hi-Ogon. Perkawinan antara Matsuba dengan Ogon menghasilkan Kin-Matsuba. Kin-Matsuba mempunyai sisik timbul yang sangat terang. Kin-Matsuba yang mempunyai sisik seperti platinum dinamakan Gin-Matsuba. Platinum-Doitsu adalah koi Jerman yang mempunyai sisik berkilauan seperti platinum, sedangkan Orange-Doitsu mempunyai badan ber-warna oranye. Mizuhi-Ogon adalah Orange-Ogon yang mempunyai sisik hitam berkilauan pada bagi-an punggungnya.

Kawarimono

Yang termasuk dalam daftar Kawarimono ada-lah Karasugoi (Dark Koi), Kigoi (Yellow Koi), Chagoi (Brown Koi), Midorigoi (Green Koi), dan Matsuba.
Karasugoi mempunyai badan yang lebih gelap dibandingkan Magoi (koi hitam). Kigoi adalah koi yang mempunyai badan berwarna kuning. Beberapa Kigoi mempunyai mata berwarna merah. Chagoi adalah koi yang berwarna cokelat. Khusus koi yang masih keluarga karper Jerman, tumbuhnya lebih cepat, dan umumnya berukuran besar.
Matsubagoi adalah koi yang seluruh sisiknya berwarna cerah. Matsuba yang berwarna merah gelap disebut Aka-Matsuba. Ki-Matsuba untuk yang kuning, dan yang putih disebut Shiro-Matsuba. Kin-Matsuba dan Gin Matsuba merupakan sebutan untuk keturunan Matsuba dan Ogon.
Midorigoi adalah nama yang diberikan untuk koi Jerman yang mempunyai sisik berwarna hijau kekuningan. Ikan ini hasil ternakan Tadao Yoshioka yang mengawinkan jantan Shusui dan Yamabuki-Ogon. Itu terjadi pada tahun 1965.

Koromo

Koromo diberikan bagi keturunan Asagi dengan Kohaku atau peranakan dari Asagi dengan salah satu Sanshoku. Macam-macam Koromo adalah Ai-goromo (Blue-Koromo), Sumi-Goromo (Dark-Koro-mo), Budo-Sanshoku, Koromo-Sanke, Koromo-Showa (Ai-Showa).
Ai-goromo adalah peranakan Asagi dengan Kohaku. Sisiknya yang berwarna merah mempunyai lingkaran tepi biru yang membuatnya tampak cantik.
Sumi-goromo adalah koi yang warna hitamnya seperti yang tampak pada bercak hitam Kohaku. Pada kepalanya juga terdapat warna hitam ini. Koi yang mempunyai sisik ungu berbentuk seperti dom-polan buah anggur diberi nama Budo-Sanshoku. Koi ini benar-benar indah. Koromo-Sanke merupakan peranakan dari perkawinan Ai-goromo dan Taisho-Sanke. Tanda biru keluar pada bercak merah pada Taisho-Sanke. Koromo-Showa (Ai-Showa) adalah peranakan dari Ai-goromo dan Showa-Sanshoku. Tanda biru keluar dari bercak merah pada Showa-Sanshoku.

Shusui

Tahun 1910 Yoshigori Akiyama mengawinkan Asagi-Sanke dengan karper kaca dari Jerman, dan menghasilkan Shusui. Shusui adalah koi yang sisik-nya besar-besar dan kulitnya lembut. Punggungnya berwarna biru gelap dan sangat cantik. Ujung hi-dung, pipi, perut, dan lipatan siripnya berwarna merah terbakar.
Hana-Shusui adalah Shusui yang mempunyai tanda merah pada kulitnya yang biru di antara garis sisik di punggung dan perut. Hi-Shusui adalah Shusui yang warna merahnya cukup luas hingga menutup daerah punggung. Shusui yang berwarna kuning dengan daerah punggung berwarna hijau gelap hingga ungu diberi nama Ki-Shusui. Jika punggungnya mendekati kehitaman dan tidak ada- unsur warna hijau atau ungu, maka koi tersebut bernama Ki-Matsuba-Doitsu. Pearl Shusui diberikan untuk Shusui yang mempunyai sisik punggung yang berwarna keperakan.

Asagi

Asagi adalah koi yang mempunyai badan berwarna biru atau biru cerah dengan pipi, perut, dan lipatan sirip berwarna merah. Sisik-sisiknya berwarna biru cerah dan membentuk susunan yang tidak bercacat.
Walaupun Asagi cenderung mempunyai kepala yang ada nodanya, tapi sebenarnya yang bersih tak bernoda lebih disukai. Beberapa Asagi tidak punya warna merah pada perutnya. Warna merah ini konon akan menjalar ke punggung dan menutupi warna biru sejalan dengan umur Asagi.
Asagi dengan bintik merah di kepalanya dina-makan Asagi-Menkaburi (Mask Covered). Lipatan sirip dada yang berwarna merah disebut sirip Shusui. Warna merahnya tidak akan tampak pada punggung. Kajo-Asagi (Dark blue Shusui) adalah Asagi yang warna badannya segelap warna badan koi hi-tam. Narumi-Asagi adalah yang mempunyai pola Narumi, yang menjadi ciri khas dari Asagi. Mizu-Asagi adalah koi yang mempunyai warna paling cerah di antara Asagi. Asagi-Sanke adalah koi yang mempunyai warna punggung biru pucat. Kepala dan bagian atas perutnya terdapat tanda merah, dan bagian bawah perutnya putih susu. Inilah Asagi yang benar-benar cantik.

Bekko

Bekko masih keluarga Taisho-Sanke. Warna dasarnya merupakan perpaduan putih, merah, dan kuning. Sementara itu -warna hitam menjadi peng-hias di antara warna-warna tersebut. Macam-macam Bekko yang ada misalnya Shiro-Bekko, Aka-Bekko, Ki-Bekko, dan Bekko-Doitsu.
Shiro Bekko adalah Taisho-Sanke yang tidak punya warna merah. Garis hitam menghiasi kulitnya yang putih. Koi ini disebut bagus Jika pada kepala-nya tidak terdapat warna hitam. Seandainya ada, warna hitam tersebut Jangan sampai merusak keseimbangan warna secara keseluruhan. Warna hitam yang lebar pada punggungnya sangat diharap-kan, sedang warna putih pada kepalanya tidak boleh kecokelatan. Pada sirip dada terdapat garis-garis yang cantik, tapi ada beberapa koi yang tidak mem-punyainya.
Aka-Bekko adalah koi yang mempunyai tanda hitam pada permukaan tubuhnya yang merah. Per-bedaannya yang mencolok dibandingkan dengan Aka-Sanke adalah Aka-Bekko tidak memiliki bagian yang berwarna putih asli, sedangkan Aka-Sanke mempunyainya. Aka-Sanke (Red tricolor) boleh di-katakan sebagai Bekko yang mempunyai warna merah, hitam, dan putih (yang biasanya terdapat pada perutnya). Aka-Bekko yang memiliki warna merah pekat sangat diharapkan, tapi umumnya sangat jarang.
Ki-Bekko adalah koi kuning yang mempunyai tanda hitam, sedangkan Bekko-Doitsu adalah Bekko dari koi asal Jerman.

Utsurimono

Yang termasuk ke dalam Utsurimono adalah Shiro-Utsuri, Ki-Utsuri, dan Hi-Utsuri. Masing-ma-sing jenis ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
Shiro-Utsuri adalah koi yang mempunyai warna putih berbentuk kerucut pada badannya yang hitam. Pada lipatan sirip dadanya terdapat warna hitam. Shiro-Utsuri sering disebut juga sebagai Shiro-Utsushi. Shiro-Utsuri untuk pertama kalinya dihasilkan oleh Kazuo Minemura dari Mushigame di perkampungan Yamakoshi. Warna putih pada Shiro-Utsuri harus seperti salju, sedang warna hitamnya sebagai pendukung utama seperti halnya pada Showa-Sanke (Showa-Sanshoku).
Ki-Utsuri adalah koi yang mempunyai bentuk kerucut berwarna kuning pada badannya yang hitam. Ki-Utsuri muncul pada awal sejarah koi. Ki-Utsuri sudah ditemukan sejak awal jaman Meiji. Hanya saja waktu itu namanya Kuro-Ki-Han (ber-tanda hitam dari kuning). Barulah pada tahun 1920 Eizaburo Hoshino memberinya nama Ki-Utsuri. Warna hitamnya harus pekat dan bentuk kerucutnya berwarna kuning dengan pangkal sirip dadanya bergaris-garis.
Hi-Utsuri adalah koi yang warna kuningnya me-nyerupai warna merah. Warna hitamnya sangat kon-tras dengan warna merah. Koi ini umumnya sangat memikat banyak orang, karena warnanya mampu menyaingi Kohaku, Showa-Sanke, ataupun Taisho-Sanke. Badan Hi-Utsuri yang bagus tidak boleh ber-noda. Pada sirip dadanya terdapat garis-garis. Jenis-nya adalah Utsuri-Doitsu yaitu Utsurimono yang merupakan keluarga koi Jerman, Kage-Utsuri, Ginshiro, dan Ogon-Utsuri.

Showa-Sanke

Showa-Sanke atau Showa-Sanshoku adalah koi yang berwarna hitam dengan hiasan warna putih dan merah di badannya. Sepintas koi ini mirip dengan Taisho-Sanke. Bedanya terletak pada warna dasarnya. Taisho berdasar putih, sedangkan Showa berdasar hitam.
Pada tahun 1927, Jukichi Hoshino mengawin-kan seekor Ki-Utsuri dengan Kohaku dan menghasil-kan Showa-Sanke. Awalnya warna merah yang menghiasi tubuhnya masih bercampur dengan cokelat-kekuningan. Selanjutnya, Tomiji Kobayashi berhasil mengawinkan Yagozaemon-Kohaku dan menghasilkan Showa-Sanke dengan warna merah yang murni. Jenis ini kemudian menjadi yang ter-baik.
Warna merah di daerah kepala hams cukup be-sar, merata dan pekat. Tepinya hams tegas (jelas). Putih hams seperti salju, dan banyaknya sekitar 20% dari seluruh permukaan tubuhnya, terutama pada kepala, punggung, dan ekor. Pola warna hitam hams menyerupai bentuk petir atau gunung. Sirip dada hams berwarna hitam tanpa noda merah.
Boke-Showa adalah Showa-Sanke yang mempu-nyai sisik yang kabur dan terang, tidak cerah seperti sisik umumnya. Hi-Showa adalah Showa yang warna merahnya lebih menonjol menyelimuti punggung-nya dengan hanya sedikit warna putih. Sebaliknya Jika warna putih lebih menonjol maka namanya ada-lah Kindai-Showa (Modern Showa). Nama Kin Showa diberikan bagi Showa yang mempunyai warna mengkilat, yaitu yang merupakan cross breeding antara Showa-Sanke dengan Ogon (gold). Tancho-Showa merupakan predikat bagi Showa yang tidak mempunyai warna merah pada sekujur badannya dan hanya sedikit terdapat pada kepalanya. Showa-Sanke yang merupakan karper kaca Jerman men-dapat julukan Doitsu-Showa.
Showa-Sanke seringkali mirip dengan Taisho-Sanke. Untuk membedakannya dibutuhkan keteliti-an. Ada beberapa pegangan untuk membedakannya, yaitu :
– Showa-Sanke mempunyai bintik hitam (sumi) di kepalanya, sedangkan Taisho-Sanke tidak.
– Warna hitam (sumi) pada Taisho-Sanke hanya memenuhi punggungnya, sedangkan pada Showa-Sanke warna hitam ini terdapat hingga perutnya.
– Sirip dada Taisho-Sanke berwarna putih atau bergaris-garis, tetapi pada Showa-Sanke warna hitam terdapat pada lipatannya. Bagi yang benar-benar profesional, bintik hitam ini pasti-lah akan menjadi perhatian dan kalau perlu di-tanyakan kepada pedagang, karena dari bintik inilah dua ekor koi benar-benar menjadi ber-beda kualitasnya.

Taisho Sanke

Taisho-Sanke adalah koi yang badannya berwarna putih dan-dihiasi dengan warna merah dan hitam. Pola dasarnya merah pada bagian kepalanya, dan garis lebar hitam pada bagian dadanya. Taisho-Sanke termasuk varietas yang terkenal, seperti hal-nya Kohaku.
Tidak jelas sejak kapan koi dengan tiga warna ini muncul. Namun sejak pertengahan jaman Meiji, koi dengan tiga warna sudah ditemukan. Pada awal-nya, yang ada baru koi dengan tiga warna yang se-cara penuh menghiasi sekujur badan koi. Atas jasa Eizaburo Hoshino dari Takezawa, kini telah dapat menikmati koi yang berbadan putih dengan hiasan warna hitam dan merah pada sekujur badannya.
Seperti Kohaku, putihnya Taisho-Sanke harus seputih salju. Warna merah harus seragam dan pekat. Yang bertepi terang lebih penting. Taisho-Sanke di-sebut bagus Jika di kepalanya tidak terdapat warna hitam. Koi yang punggungnya terdapat warna hitam lebar akan lebih bagus dan tampak sangat indah. Tsubo-Sumi adalah koi yang mempunyai badan putih dengan bercak hitam, sedangkan Kasane-Sumi adalah koi yang pada warna hitamnya terdapat di atas bercak merah. Yang paling ideal adalah sirip yang juga mempunyai tiga pola warna.
Aka-Sanke adalah Taisho-Sanke yang warna merahnya membentang dari kepala hingga ekor. Koi ini memang sangat mengesankan, tetapi kurang ang-gun. Doitsu-Sanke adalah Taisho-Sanke yang masih merupakan keluarga karper kaca dari Jerman. Aka-Sanke dari karper kaca ini dikenal dengan Doitsu-Aka-Sanke. Fuji-Sanke adalah Taisho-Sanke yang mempunyai gumpalan perak pada kepalanya. Tancho-Sanke adalah koi yang mempunyai warna merah yang lebar pada kepalanya, tapi pada badan-nya tak terdapat warna merah.

Kohaku

Kohaku adalah varietas koi yang mempunyai badan putih dengan bercak merah pada badannya. Kohaku boleh dikatakan paling populer di antara varietas koi. Ini bisa dimaklumi sebab corak warna-nya langsung mengingatkan orang pada bendera ke-bangsaan Jepang. Dan tidaklah berlebihan bila Kohaku dianggap sebagai koi yang “pertama dan terakhir”, karena umumnya pertama kali orang akan memilih  Kohaku,  lalu berpindah-pindah varietas,lantas pada akhirnya kembali lagi pada Kohaku.
Untuk mencapai coraknya yang sekarang, di-butuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan Kohaku. Dari seekor koi berwarna hitam lahirlah koi berpipi merah lewat suatu mutasi, yang lantas ngetop dengan nama “Hookazuki”. Pada tahun 1800, dari “Hookazuki” ini lahirlah seekor koi berwarna putih. Koi berwarna putih ini lantas dikawin-kan dengan Higoi, lahirlah Haraka, yaitu koi putih dengan bercak-bercak merah. Haraka sendiri ber-arti berperut merah (Red belly). Kemudian ber-turut-turut lahirlah Hoo-Aka (berpipi merah), Era-Hi (berinsang merah). Sejak 1830 muncullah koi dengan sebagian kepala berwarna merah (Zukin-kaburi), koi berbibir merah (Kuchibeni), dan Sarasa yang mempunyai punggung berwarna merah dan putih. Pendek kata pada jaman Meiji, Kohaku sudah dikenal luas dan mulai dikembangkan secara khusus.
Warna putih pada Kohaku menjadi pusat perhatian untuk menentukan kualitas Kohaku. Warna putihnya harus bersih seperti warna salju, tidak boleh putih kekuningan, atau putih kecokelatan. Sedangkan untuk warna merah, yang dikehendaki adalah merah pekat tetapi cerah (terang). Warna merah ini ada dua, yaitu yang dasarnya ungu dan cokelat kekuningan. Yang pertama lebih pekat dan tidak mudah luntur, tetapi tidak halus. Sedangkan yang terakhir lebih halus dan tidak mudah luntur, tetapi sulit didapatkan.
Banyak ragam Kohaku. Jenis-jenisnya di antara-nya dibedakan berdasarkan banyaknya bercak merah pada punggungnya. Ada yang dua, tiga atau empat, tetapi ada juga yang hanya satu. Inazuma-Kohaku mempunyai warna merah menyerupai ben-tuk kilat di punggungnya. Gotenzakura adalah Kohaku yang mempunyai bercak merah yang seim-bang pada sisi kiri dan kanan punggungnya. Doitsu-Kohaku Napoleon adalah Kohaku Jerman yang mempunyai warna merah seperti topi Napoleon. Fuji Kohaku adalah Kohaku yang mempunyai gum-palan berwarna perak pada kepalanya. Mereka tam-pak sangat cantik. Namun kecantikannya akan hi-lang ketika umurnya dua tahun. Shiromuji adalah koi yang mempunyai badan berwarna putih biasa, sedangkan keseluruhan badan Akamuji berwarna merah biasa. Akumuji sering disebut sebagai Higoi. Higoi yang warnanya gelap disebut sebagai Benigoi atau Hiaka. Higoi dengan sirip putih akrab dipanggil sebagai Aka-Hajiro. Tancho-Kohaku adalah koi yang keseluruhan badannya berwarna putih dengan bercak merah pada bagian kepalanya.




jenis ikan sapu-sapu hias

  • Ikan sapu-sapu hias jenis Hypancitrus Zebra.
  • Ikan sapu-sapu hias jenis Hypancitrus Zebra
    Ikan sapu-sapu hias jenis hypancitrus zebra ini adalah jenis ikan sapu-sapu hias paling mahal. Ikan yang berasal dari sungai amazon ini dinamakan hypancitrus zebra karena memiliki corak hitam dan putih bergaris-garis mirip kuda zebra.


  • Ikan sapu-sapu hias jenis Scarlet.
  • Ikan sapu-sapu hias jenis Scarlet
    Sama halnya dengan ikan sapu-sapu jenis hypancitrus zebra, ikan sapu-sapu hias jenis scarlet juga dinamakan sesuai dengan bentuk dan warna fisik ikan. Scarlet berarti merah tua atau merah sedikit orange. Warna ini sesuai dengan warna ekor dari ikan pleco hias jenis scarlet. Ikan sapu-sapu scarlet bisa diketemukan di sungai-sungai negara Brazil.
     
  • Ikan sapu-sapu hias jenis Leopard.
  • Ikan sapu-sapu hias jenis Leopard
    Jenis ikan pleco yang ketiga adalah jenis ikan pleco leopard. Nama latin ikan sapu-sapu jenis leopard adalah Pseudacanthicus CF Leopardus. Ikan pleco jenis leopard adalah ikan kedua dari jenis ikan sapu-sapu paling mahal selain ikan pleco jenis hypancitrus zebra.
     
  • Ikan sapu-sapu hias jenis Leopard Frog Pleco.
  • Ikan sapu-sapu hias jenis Leopard Frog Pleco
    Ikan sapu-sapu hias selanjutnya adalah ikan sapu-sapu hias jenis leopard frog pleco. Ikan sapu-sapu jenis leopard frog pleco adalah jenis ikan sapu-sapu berukuran sedang karena ukuran ikan sapu-sapu leopard frog pleco dewasa hanya berkisar 10 hingga 15 sentimeter. Sekilas, ikan ini mirip dengan ikan sapu-sapu jenis Hypancitrus Zebra, hanya saja dia memiliki garis kuning mirip ikan sapu-sapu leopard.
  • Ikan sapu-sapu hias jenis Royal Pleco.
    Ikan sapu-sapu hias jenis Royal PlecoNama latin dari ikan sapu-sapu hias jenis Royal Pleco adalah Panaque Nigroliatus. Ikan sapu-sapu hias jenis Royal Pleco adalah jenis ikan sapu-sapu hias berukuran sedang. Ukuran untuk ikan sapu-sapu hias jenis royal pleco mencapai ukuran 40 sentimeter.
     
     
  • Ikan sapu-sapu hias jenis Golden Royal Line Pleco.
  • Ikan sapu-sapu hias jenis Golden Royal Line Pleco
    Golden royal line pleco adalah jenis ikan sapu-sapu hias berukuran sedang. Saat dewasa, ikan sapu-sapu hias ini hanya mencapai ukuran tidak lebih dari 20 sentimeter. Ikan pleco jenis golden royal line pleco banyak diketemukan di venezuela.

  • Ikan sapu-sapu jenis Broken Line Royal Pleco.
  • Ikan sapu-sapu jenis Broken Line Royal Pleco
    Secara fisik, ikan sapu-sapu jenis broken line royal pleco agak mirip dengan ikan sapu-sapu jenis golden royal line pleco. Perbedaan antara ikan sapu-sapu jenis broken line royal pleco dengan ikan sapu-sapu jenis golden royal line pleco adalah terletak pada garis di tubuhnya. Ikan sapu-sapu jenis broken line royal pleco memiliki corak garis putus-putus, sementara ikan golden line royal pleco memiliki garis yang tidak putus-putus. Ikan sapu-sapu jenis broken line royal pleco juga memiliki warna dasar biru pucat, dan ikan ini dapat mencapai ukuran lebih dari 40 sentimeter.
  • Ikan sapu-sapu jenis Para Pleco.
  • Ikan sapu-sapu jenis Para Pleco
    Ikan sapu-sapu jenis para pleco adalah ikan sapu-sapu yang berasal dari sungai di Brazil. Ikan ini memiliki warna dasar kekuning-kuningan dengan totol berwarna hitam eksotis, dengan pola corak totol makin ke belakang makin besar.

  • Ikan sapu-sapu jenis King Tiger Pleco.
    Ikan sapu-sapu jenis King Tiger PlecoSeperti namanya, ikan sapu-sapu jenis king tiger pleco memiliki corak yang unik, mirip corak pada tubuh harimau, namun dengan warna hitam dan putih.


  • Ikan sapu-sapu jenis Small Spotted Cat Pleco.
    Ikan sapu-sapu jenis Small Spotted Cat PlecoIkan sapu-sapu jenis small spotted cat pleco adalah jenis ikan sapu-sapu yang memiliki ukuran kecil. Ukuran dewasa dari ikan sapu-sapu jenis small spotted cat pleco kurang dari 13 sentimeter. Ikan ini banyak diketemukan di aliran sungai amazon yang melintasi venezuela.

  • Ikan sapu-sapu jenis Big Spot Hypostomus.
    Ikan sapu-sapu jenis Big Spot HypostomusSeperti namanya, ikan sapu-sapu jenis Big Spot Hypostomus ini memiliki corak polkadot besar dengan warna dasar putih kekuning-kuningan.



  • Ikan sapu-sapu jenis Xingu Peppermint Pleco.
  • Ikan sapu-sapu jenis Xingu Peppermint Pleco
    Tidak seperti ikan sapu-sapu hias jenis lain, ikan sapu-sapu hias jenis xingu peppermint pleco diberi nama berdasarkan dari nama asal sungainya di Brazil, yaitu sungai Rio Xingu. Ikan sapu-sapu jenis Xingu Peppermint Pleco memiliki warna dasar hitam pekat dengan totol kecil yang tersebar secara teratur di sekujur tubuhnya.
  • Ikan sapu-sapu jenis Xingu Baryancistrus.
  • I
    Ikan sapu-sapu jenis Xingu BaryancistrusIkan sapu-sapu jenis Xingu Baryancistrus adalah jenis ikan sapu-sapu berukuran sedang. Ukuran dewasa dari ikan sapu-sapu jenis Xingu Baryancistrus maksimal hanya mencapai 25 sentimeter. Warna dasar ikan sapu-sapu jenis Xingu Baryancistrus adalah hitam dengan totol kekuningan di tubuhnya.


  • Ikan sapu-sapu jenis Violet Red Bruno.
    Ikan sapu-sapu hias violet red bruno adalah jenis ikan sapu-sapu hias yang mudah ditemui di sepanjang aliran sungai Amazon. Ikan ini memiliki warna keunguan yang khas dengan intensitas makin gelap di ekornya. Bagian mata ikan sapu-sapu hias jenis Violet Red Bruno berwarna kebiruan.
  • Ikan sapu-sapu hias jenis Red Fin Cactus Pleco.
    Ikan sapu-sapu hias jenis Red Fin Cactus PlecoIkan sapu-sapu hias jenis Red Fin Cactus Pleco memiliki guratan sisik di tubuhnya, mirip tanaman kaktus, dan sirip serta ekor yang memiliki warna merah. Ikan sapu-sapu hias jenis Red Fin Cactus Pleco memiliki habitat asli di Rio Tocantis, negara Brazil. Ikan sapu-sapu jenis Red Fin Cactus Pleco adalah jenis ikan sapu-sapu hias berukuran besar. Ukuran dewasa dari ikan sapu-sapu hias jenis Red Fin Pleco bisa mencapai lebih dari 60 sentimeter.
  • Ikan sapu-sapu hias jenis Golden Nugget Pleco.
  • Ikan sapu-sapu hias jenis Golden Nugget PlecoSama seperti habitat asli beberapa ikan sapu-sapu lain, ikan sapu-sapu hias jenis Golden Nugget Pleco juga berasal dari sungai Rio Xingu, negara Brazil. Warna dasar ikan sapu-sapu hias jenis Golden Nugget Pleco adalah hitam kecoklatan, mirip warna nugget, dengan totol berwarna kuning cerah di tubuhnya. IKan sapu-sapu hias jenis Golden Nugget Pleco adalah jenis ikan sapu-sapu hias berukuran sedang. Ukuran ikan sapu-sapu hias jenis Golden Nugget Pleco bisa mencapai 35 sentimeter 

 

1.Arwana Super Red
Arwana jenis ini berasal dari Indonesia, tepatnya di pulau Kalimantan bagian barat di sungai kapuas dan danau sentarum. Arwana jenis ini pada dasarnya terbagi lagi menjadi beberapa varietas berdasarkan warna, yaitu warna merah darah (blood red), merah cabe/cabai (chili red), merah oranye (orange red).
Arwana Red jenis ini sudah memiliki warna merah pada sirip, ekor, dayung dan sungut sejak kecil yang kemudian akan muncul juga di bagian pipi dan pinggir insang. Ring akan mulai terlihat sejak mencapai ukuran 25 cm, namun belum mengeluarkan warna merah. Warna merah pada badan akan mulai keluar saat ikan berumur kurang lebih 3-4 tahun.


2.Cross Black Golden Arwana (X Black Golden)
Arwana Cross Black Golden Varietas cross back golden / x back golden ini berasal dari Malaysia, seperti di daerah Perak, Johor, Bukit Merah dan Trengganu. Golden cross back / x back merupakan salah satu dari varietas arowana golden. Arwana ini di sebut cross back / x back karena pada saat dewasa ring pada sisik bisa sampai melewati punggung. Warna emas yang dimiliki arwana varietas ini cenderung lebih terang/mengkilap. Golden cross back sedikit susah untuk di dapatkan, sehingga harganya pun lebih mahal dari varietas lainnya seperti Super Red.



3.Red Tail Golden Arwana
Red tail golden adalah salah satu varietas golden yang berasal dari Indonesia, khususnya Pekan baru - Sumatera. Arwana jenis ini sifatnya lebih agresif dari Cross Black Golden. Seperti halnya XCross Black Golden, arwana ini juga memiliki keragaman warna dasar/base color seperti, blue base, green base dan gold base. Arwana ini dapat tumbuh lebih besar dari pada Cross Black Golden.



4.Jardini Arwana (Arwana Irian)
arna yang dimiliki varietas arwana ini cukup unik. Warna dasarnya adalah hitam kecoklat-coklatan dengan bintik-bintik kuning ke emasan pada bagian tengah sisik-sisiknya, bahkan di bagian kepala (pipi) sampai pada sirip & ekornya pun terdapat bintik-bintik kuning tersebut. Jardini berasal dari australia, meski sering ditemukan di pulau Irian.


5.African Arwana (Arwana Afrika)
Seperti namanya, jenis arwana ini hanya ditemukan di Afrika. Bentuk tubuhnya hampir menyerupai silver arwana, namun bentuk kepala kecil.


6.Silver Arwana (Brazil)
Arwana Brazil atau biasa disebut Arwana Silver memiliki bentuk tubuh yang berbeda. Dengan bentuk tubuh yang panjang dan sirip yang panjang pula, mulai dari bagian tengah badan sampai pada ujung ekor memberi kesan yang sangat anggun saat berenang. Arwana ini dapat tumbuh sampai 50 - 60 cm

Comments
0 Comments

No comments:

Post a Comment