Nama
Gunung Bromo diambil dari bahasa Sansekerta yaitu Brahma (salah seorang
Dewa Utama Hindu). Gunung Bromo merupakan gunung berapi yang masih
aktif dan paling terkenal sebagai obyek wisata di Jawa Timur. Sebagai
sebuah obyek wisata, Gunung Bromo menjadi menarik karena statusnya
sebagai gunung berapi aktif dan mempunyai panorama alam yang indah
dengan lautan pasirnya yang sangat luas.
Gunung Bromo mempunyai ketinggian 2.392 meter di atas
permukaan laut, Gunung Bromo juga mempunyai sebuah kawah dengan garis
tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat).
Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari
pusat kawah Bromo.
Bentuk
tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera
atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Gunung Bromo
berada dalam empat wilayah, yakni Kabupaten Probolinggo, Pasuruan,
Lumajang, dan Kabupaten Malang
 |
Kawah Bromo |
Selama abad ke-20, gunung yang terkenal sebagai tempat
wisata itu meletus sebanyak tiga kali, dengan interval waktu yang
teratur, yaitu 30 tahun. Letusan terbesar terjadi pada 1974, sedangkan
letusan terakhir yang masih dalam status awas sampai sekarang terjadi
pada tahun 2010 ini.
Sejarah letusan Bromo terjadi pada 2010,
2004, 2001, 1995, 1984, 1983, 1980, 1972, 1956, 1955, 1950, 1948, 1040,
1939, 1935, 1930, 1929, 1928, 1922, 1921, 1915, 1916, 1910, 1909, 1907,
1908, 1907, 1906, 1907, 1896, 1893, 1890, 1888, 1886, 1887, 1886, 1885,
1886, 1885, 1877, 1867, 1868, 1866, 1865, 1865, 1860, 1859, 1858, 1858,
1857, 1856, 1844, 1843, 1843, 1835, 1830, 1830, 1829, 1825, 1822, 1823,
1820, 1815, 1804, 1775, dan 1767.
Bromo merupakan salah satu gunung berapi strato tipe A
dan terletak di dalam Kaldera Tengger. Ini merupakan gunung berapi
termuda dalam jajaran di kaldera Tengger, seperti Gunung Widodaren,
Kursi, Segorowedi, dan Batok. Kaldera Tengger sendiri berukuran 9 x 10
kilometer, dikelilingi oleh tebing curam dengan ketinggian 50 sampai 500
meter.
Jajaran gunung di dalam kaldera dikelilingi oleh batuan vulkanik gunung
Tengger Purba. Lantai kaldera bagian utara tersusun oleh batuan pasir,
sementara bagian timur dan selatan kaldera didominasi oleh rerumputan.
Selain memberikan dampak bencana ketika terjadi aktivitas vulkanis di
Bromo, sisi positif keberadaan gunung berapi ini juga dapat kita lihat
berupa inventarisasi sumber daya gunung berapi, seperti objek wisata
alam.
Gunung Bromo bisa dicapai melalui beberapa cara, yaitu
melalui lintasan Probolinggo, Sukapura, Ngadisari sampai ke Cemoro
Lawang yang merupakan dinding Kaldera Lautan Pasir yang dapat dilakukan
dengan kendaraan bermotor, kemudian dilanjutkan dengan lintasan melewati
lautan pasir.
Pendakian ke puncak dan pematang kawah dapat dilakukan dengan mudah
melalui tangga tembok yang tersedia. Lintasan yang kedua yaitu melalui
Pasuruan, Tosari, Jurang Munggal, Lautan Pasir sampai tangga Bromo.
Jalur berikutnya yaitu lewat Malang dan Lumajang. Ini jalur adventure
hanya bisa dilewati motor atau fourwhell drive. Dari arah Malang via
tumpang, dari Lumajang via tempeh. Dua jalur bertemu di dinding selatan
Bromo
Bagi penduduk Bromo yaitu suku Tengger, Gunung Brahma
(Bromo) dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger
mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di
sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo utara dan dilanjutkan
ke puncak gunung Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini
hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo
(kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.